16 February 2008

Poem by a Teenager (2) | Puisi Seorang Remaja (2)

>
Racun


Seorang pendidik tua
tenggelam di arus usia

sunyi dipencilkan waktu
tidak dikenali
tidak dihargai.

Seorang pekerja tua
meratah sisa-sisa hidupnya
berencahkan penyesalan abadi
hidupnya terseksa
hidupnya tersia-sia.

Seorang pendekar tua
mengintai panorama anak bangsa
dari tingkap kesahihan
tidak bererti perarakan itu
.... .... jika air mata terlinang

tidak bermakna tugu itu
.... .... jika patung yang dikenang.

Seorang pemimpin tua
terperangkap dek pemikiran silam
ingin dilepaskan dari jerat kesangsian
kebebasankah dicapainya?
kejayaankah dirangkulnya?

Namun
insan itu tetap bertanya
apakah erti kemerdekaan
jika racun penjajah
terus disembur
.... .... dan bebas meresap
.... ....
.... .... semau-maunya?

Oleh:
Wira Budiman Azizan, 13 tahun (Ogos 1993)

Diterbitkan dalam:

Dewan Siswa
, Dewan Bahasa & Pustaka (Januari 1994)
Antologi
Suatu Impian, Dewan Bahasa & Pustaka (1995)

Memenangi:
Hadiah Sastera Siswa BR-DBP, 1994